Alhamdulillah Ya Rabb, puji syukur Engkau telah menganugrahkan iman islam kepada saya sekeluarga. Kadang terfikir, seandainya saya lahir dari orang tua yang non Islam apakah mungkin saya dapat menikmati dan mendapati islam sebagai agama saya. 😦
Have you ever thought a lil bit?
How’s perfect islam is?
Coba bayangkan, satu agama yang mengatur seluruh sendi kehidupan…
bahkan sekecil hal tentang nama yang lebih dahulu melangkah, kaki kiri atau kanan ketika memasuki kamar mandi atau juga ketika memasuki masjid.
Bahkan juga hal besar – besar seperti perdagangan, perbankan, hingga bagaimana mengatur sebuah negara. Awsome!!!
In Islam, all of it has their own rules. Itu semua bukan membatasi kita, semua aturan tersebut dibuat untuk membuat semuanya berjalan lancar.
Sederhananya gini, bayangkan jika jalanan g ada traffic light atau rambu – rambu penunjuk jalan, atau yang mungkin pernah kita alami yaitu traffic light-nya mati. hhhhmmm. Silakan jawab sendiri. hehehe
It’s Islam, mengatur, menunjukan jalan, “GPS” (baca: pedoman) dalam hidup di dunia ini.
Jika ada yg bilang Islam terlalu banyak aturan ……
Ok, berarti belum mengenal diri anda sepenuhnya as human being.
Manusia diciptakan dan diberi satu hal yang namanya nafsu. Nafsu ini kalo g dikendaliin, jadilah kita ta ubahnya dengan hewan.
Bagaimana mengendalikannya? Ya, lewat aturan, nahh disinilah fungsi Islam sebagai rambu – rambu dalam hidup.
Trus dengan adanya rambu – rambu itu kita jadi terbatasi atau terkekang dunk?
Hussstt, jangan suka berpikiran sempit. Allah melebihkan manusia dari makhluk ciptaan Allah yg lain, bukan cuma dengan nafsu tapi juga melebihkannya dengan akal fikiran. Disinilah akal fikiran berperan, dengan akal fikiran itu kita dibebaskan berimajinasi, berpendapat, berbuat tapiii dengan tetap bisa berfikir untuk tidak melampaui rambu – rambu tadi. Ibarat kata, ada sebuah kanvas berbingkai, Islam itu bingkainya, sedang dengan kanvas yang didalamnya kita bisa bisa berekspresi sesuka hati, tapi tidak boleh sampai keluar dari bingkai tersebut.Karena yang berada diluar bingkai itu ada hak orang lain, kepentingan umum atau bahkan bahaya.
Dengan akal fikirannya, seorang muslim haruslah berpikiran ke depan, tujuan hidupnya harus jelas, yaitu untuk kebahagiaan hidup, bukan cuma dunia tapi akhirat juga. Tidak hanya untuk dunia yang sebentar tapi juga untuk akhirat yang kekal. Untuk mencapai keduanya g perlu repot nyari – nyari, Islam telah mengakomodirnya dengan memberikan 2 pusaka, Al-quran dan Al-hadist.
Nahh, untuk saya atau kawan – kawan yang merasa masih amatir ini, mesti banyak belajar memahami keduanya, caranya yaa dengan mengkaji, bisa dengan banyak membaca buku, dan lebih afdol ditambah dengan berguru dengan orang yang kompeten. Itulah salah satu hikmah, kenapa Allah menurunkan 5 ayat pertama surat Al-Alaq sebagai wahyu Al-Quran yang diturunkan pertama kali. Allah pengen kita membaca (dalam arti belajar), mengkaji supaya jadi orang berilmu. Karena hal tersebut merupakan kunci untuk dapat memahami 2 panduan Islam yang mengantarkan kita pada kebahagiaan dunia dan akhirat yg kekal abadi.
So let’s start to never ending learning !!!!
fightinggg^^
Tinggalkan komentar